Sertifikasi BNSP Journalism Photography – Journalism photography, atau fotografi jurnalistik, adalah seni memotret yang memusatkan perhatian pada peristiwa aktual, kehidupan sehari-hari, serta isu-isu sosial dan politik. Seorang fotografer jurnalisme bertanggung jawab untuk menangkap momen-momen penting, menyajikannya secara visual, dan memperkuat narasi yang diungkapkan oleh jurnalis melalui foto-foto yang dibuatnya.
Seorang journalism photographer yang berkualitas memiliki serangkaian keterampilan khusus. Dari menentukan sudut pengambilan yang tepat, mengelola pencahayaan yang sesuai, hingga kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang dinamis dan menuntut, semua itu merupakan bagian dari kompetensi seorang fotografer jurnalistik.
Untuk memvalidasi kompetensi seorang fotografer journalistik, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) memberikan pengakuan dalam bentuk Sertifikasi Kompetensi Journalism Photography. Sertifikasi ini menguji sejumlah unit kompetensi, seperti menentukan sudut pengambilan, olah foto digital, K3 di tempat kerja, pemotretan peristiwa, koordinasi tim kerja, pengarsipan karya, elemen pencahayaan, serta mengatur ketajaman gambar.
Sebagai mitra dari Lembaga Sertifikasi Profesi dan BNSP, kami menyelenggarakan Program Pelatihan dan Sertifikasi BNSP Journalism Photography. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tapi juga mempersiapkan peserta untuk menghadapi ujian sertifikasi sesuai standar BNSP.
Bagi mereka yang ingin mengejar karir dalam bidang journalism photography, partisipasi dalam Program Pelatihan dan Sertifikasi BNSP Journalism Photography menjadi langkah bijak. Membangun kompetensi yang diakui secara profesional akan membuka pintu untuk kesempatan yang lebih luas dalam dunia fotografi jurnalistik.
==================================================
Informasi Lengkap dan Pendaftaran
==================================================
STANDARISASI PROFESI JOURNALISM PHOTOGRAPHY BNSP
Standarisasi Profesi Journalism Photography ini mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang tertuang dalam:
- Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 133 Tahun 2019 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Informasi dan Komunikasi Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang Komunikasi Subbidang Fotografi
TUJUAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI BNSP JOURNALISM PHOTOGRAPHY
- Memperoleh Certificate of Competence dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi
- Meningkatkan kualitas dan kompetensi profesional para praktisi Journalism Photography dalam berbagai aspek, sesuai dengan standar nasional dan internasional.
- Menjamin bahwa para fotografer jurnalistik memiliki kemampuan yang terukur dan sesuai dengan standar industri
- Mendorong praktisi Journalism Photography dalam memahami dan menerapkan etika profesional yang tinggi dalam pekerjaan mereka.
BENTUK KEGIATAN
Kegiatan dimaksud adalah kegiatan pelatihan berbasis kompetensi/bimbingan teknis (refresh) yang dilaksanakan oleh Lembaga Diklat Profesi dan dilanjutkan dengan uji kompetensi (assessment) oleh asesor kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi bidang Teknologi Informasi.
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
Sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), materi pembinaan akan mempersiapkan peserta untuk bisa memahami Unit-Unit Kompetensi yang akan menjadi materi uji kompetensi.
- M.74FTG00.005.2 Menentukan Sudut Pengambilan
- M.74FTG00.012.2 Melakukan Olah Foto Digital Dasar
- M.74FTG00.016.2 Melaksanakan Prosedur Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
- M.74FTG00.024.2 Mengerjakan Pemotretan Peristiwa
- M.74FTG00.028.2 Melakukan Koordinasi Tim Kerja
- M.74FTG00.027.2 Mengerjakan Pengarsipan Karya
- M.74FTG00.003.2 Menentukan Elemen Pencahayaan
- M.74FTG00.004.2 Mengatur Ketajaman Gambar
==================================================
Informasi Lengkap dan Pendaftaran
==================================================
INSTRUKTUR DAN ASESOR
Para Ahli Bidang Journalism Photography dan Asesor yang kompeten dari organisasi pendukung dan yang direkomendasikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
PERSYARATAN DASAR CALON PESERTA PROGRAM
- Minimal telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau sederajat; Atau
- Memiliki sertifikat pelatihan berbasis kompetensi yang sesuai dengan Skema Sertifikasi BNSP Journalism Photography; Atau
- Telah berpengalaman kerja pada lingkup yang sesuai dengan Skema Sertifikasi BNSP Journalism Photography minimal 1 tahun secara berkelanjutan;
PERSYARATAN SERTIFIKASI
Peserta uji kompetensi harus melengkapi persyaratan yang sesuai dengan Skema Sertifikasi Journalism Photography yang meliputi:
- Melengkapi isian formulir permohonan (FR-APL01) dan formulir asesmen mandiri (FRAPL02): Sebelum Uji Kompetensi
- Menyerahkan persyaratan uji kompetensi:
- Pas foto 3×4 (3 lembar).
- Copy identitas diri KTP/KK (1 lembar).
- Photocopy ijazah terakhir (1 lembar).
- Copy sertifikat yang relevan dengan Skema Sertifikasi BNSP Journalism Photography, bila ada.
- CV pengalaman / keterangan kerja yang relevan dengan Skema Sertifikasi BNSP Journalism Photography, bila ada.
- Portofolio yang relevan dengan Skema Sertifikasi Journalism Photography, bila ada.
WAKTU DAN TEMPAT UJI KOMPETENSI
1. Paket Reguler
- Tanggal Pelaksanaan : Tentatif/Depend on request
- Waktu : 08.00 – 16.00
- Metode : Offline
- Venue : TUK Sewaktu di Bandung
2. Paket In House
- Tanggal Pelaksanaan : Tentatif/Depend on request
- Metode : Offline
- Venue/TUK : TUK Sewaktu (perusahaan/instansi/lembaga klien)
FASILITAS
- Meeting Kit
- Materi Pelatihan (soft & hard copy)
- Sertifikat Pelatihan
- Sertifikat BNSP (bagi peserta yang dinyatakan kompeten)
==================================================
Informasi Lengkap dan Pendaftaran
==================================================
Kompetensi dalam Fotografi Jurnalistik: Keterampilan dan Pengetahuan yang Harus Dimiliki
Fotografi jurnalistik adalah salah satu cabang dalam dunia jurnalistik yang menggabungkan keterampilan fotografi dengan kepekaan terhadap berita dan peristiwa penting. Seorang fotografer jurnalistik, atau “photojournalist,” memiliki peran penting dalam menangkap momen yang memiliki nilai berita untuk disampaikan kepada publik. Berbeda dengan fotografi biasa, fotografi jurnalistik memerlukan ketelitian dan kepekaan dalam mengamati momen, serta kemampuan untuk menyajikan gambar yang tidak hanya informatif, tetapi juga memiliki unsur estetika.
Di era digital saat ini, keterampilan fotografi jurnalistik semakin mendapat perhatian karena kebutuhan akan informasi visual yang cepat dan akurat. Banyak media berita, baik cetak maupun digital, memerlukan foto yang dapat langsung menggambarkan keadaan atau peristiwa yang terjadi tanpa perlu penjelasan lebih lanjut. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang fotografer jurnalistik.
1. Pemahaman Dasar Tentang Fotografi
Kompetensi pertama yang perlu dimiliki adalah pemahaman dasar tentang teknik fotografi. Fotografi jurnalistik memerlukan pengetahuan mendalam mengenai pencahayaan, komposisi, dan framing. Seorang fotografer jurnalistik harus mampu menghasilkan foto yang tidak hanya teknisnya baik, tetapi juga dapat menyampaikan emosi dan pesan dari peristiwa yang diliput.
a. Pencahayaan
Pencahayaan adalah elemen krusial dalam fotografi. Kondisi pencahayaan di lapangan bisa sangat bervariasi, mulai dari cahaya alami hingga buatan. Fotografer jurnalistik perlu menyesuaikan pengaturan kamera mereka, seperti ISO, aperture, dan shutter speed, untuk menghasilkan foto yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan editorial.
b. Komposisi
Komposisi adalah cara mengatur elemen-elemen dalam sebuah foto agar menarik perhatian dan menyampaikan pesan. Dalam fotografi jurnalistik, komposisi juga berfungsi untuk menonjolkan subjek utama dari peristiwa yang diliput. Teknik komposisi seperti rule of thirds, leading lines, dan framing sering digunakan untuk menekankan subjek berita.
c. Penggunaan Peralatan
Selain penguasaan teknik, seorang fotografer jurnalistik juga harus memahami cara menggunakan peralatan yang tepat. Kamera dan lensa yang dipilih harus sesuai dengan jenis liputan. Misalnya, lensa telephoto dapat digunakan untuk menangkap subjek dari jarak jauh, sementara lensa wide-angle lebih cocok untuk foto lingkungan atau situasi yang ramai.
2. Kemampuan Mengamati dan Menangkap Momen
Fotografi jurnalistik sering dianggap sebagai bentuk “reportase visual”. Keterampilan untuk mengamati dan menangkap momen sangatlah penting. Momen yang diabadikan harus memiliki nilai berita dan relevansi dengan situasi yang sedang berlangsung.
a. Kepekaan Terhadap Peristiwa
Fotografer jurnalistik perlu memiliki kepekaan terhadap peristiwa dan lingkungan sekitar. Mereka harus cepat dalam mengambil keputusan kapan harus memotret untuk mendapatkan momen terbaik. Ini sangat penting, terutama dalam situasi dinamis seperti demonstrasi, bencana, atau acara besar lainnya.
b. Kemampuan Bercerita Melalui Gambar
Seorang fotografer jurnalistik tidak hanya mengambil foto yang menarik, tetapi juga foto yang dapat bercerita. Mereka harus mampu memilih momen yang dapat menggambarkan perasaan, konflik, atau dampak dari peristiwa yang diliput. Gambar yang baik dapat menceritakan kisah yang mungkin sulit disampaikan hanya dengan kata-kata.
3. Etika dan Integritas dalam Fotografi Jurnalistik
Etika dalam fotografi jurnalistik sangat penting karena berkaitan dengan kepercayaan publik terhadap media. Seorang fotografer jurnalistik harus memiliki integritas dan menghormati prinsip-prinsip etika dalam pekerjaannya.
a. Tidak Memanipulasi Foto
Manipulasi foto dalam dunia jurnalistik sangat dilarang, karena gambar yang ditampilkan kepada publik harus mencerminkan kenyataan. Fotografer jurnalistik dilarang mengedit foto untuk mengubah atau menambah elemen yang dapat menyesatkan pembaca.
b. Menghormati Privasi Subjek
Dalam beberapa situasi, fotografer jurnalistik mungkin mendokumentasikan peristiwa yang melibatkan korban atau situasi sensitif lainnya. Menghormati privasi dan martabat subjek adalah hal yang harus dipertimbangkan. Misalnya, dalam kasus liputan bencana, fotografer sebaiknya tidak mengambil foto yang mengekspos korban secara tidak pantas.
c. Memahami Hukum dan Peraturan
Hukum yang berlaku dalam dunia jurnalistik berbeda di setiap negara. Fotografer jurnalistik harus memahami hak cipta, izin penggunaan gambar, serta hak privasi individu yang mereka foto. Dengan demikian, mereka dapat menghindari masalah hukum yang mungkin timbul akibat publikasi gambar tanpa izin atau yang melanggar aturan.
4. Pemahaman Berita dan Nilai Berita
Fotografi jurnalistik merupakan salah satu aspek penting dalam jurnalisme, sehingga pemahaman tentang nilai berita sangatlah krusial. Seorang fotografer harus bisa membedakan peristiwa mana yang memiliki nilai berita tinggi dan pantas untuk didokumentasikan.
a. Mengenal Elemen Berita
Elemen berita mencakup pentingnya peristiwa, dampaknya terhadap masyarakat, kedekatan dengan audiens, dan aktualitas. Fotografer jurnalistik yang memahami elemen-elemen ini akan lebih mudah dalam memilih momen yang tepat untuk diabadikan.
b. Kemampuan Menulis Keterangan Foto
Fotografer jurnalistik juga perlu memiliki kemampuan untuk menulis keterangan foto yang tepat. Keterangan foto harus mampu menjelaskan peristiwa dengan singkat namun jelas, sehingga pembaca dapat memahami konteks di balik gambar yang mereka lihat.
5. Kemampuan Beradaptasi dalam Situasi Apapun
Fotografi jurnalistik sering kali menuntut fotografer untuk bekerja dalam kondisi yang tidak menentu. Oleh karena itu, fotografer jurnalistik harus mampu beradaptasi dengan cepat.
a. Menangani Situasi Darurat
Fotografer jurnalistik sering berada di lokasi peristiwa yang penuh risiko, seperti bencana alam, konflik, atau kerusuhan. Mereka harus tetap tenang dan fokus meskipun berada dalam situasi yang tidak nyaman atau berbahaya.
b. Keterampilan Interpersonal
Dalam beberapa situasi, fotografer jurnalistik perlu berinteraksi dengan masyarakat setempat, narasumber, atau pihak keamanan. Memiliki keterampilan interpersonal yang baik akan membantu fotografer mendapatkan akses atau izin yang diperlukan untuk mengambil gambar yang penting.
6. Penguasaan Teknologi Digital dan Media Sosial
Era digital saat ini telah mengubah cara kerja fotografer jurnalistik. Penguasaan teknologi digital dan media sosial menjadi nilai tambah yang sangat penting.
a. Editing Dasar untuk Kepentingan Editorial
Walaupun manipulasi foto tidak diperbolehkan, fotografer jurnalistik perlu menguasai editing dasar seperti penyesuaian pencahayaan, kontras, dan saturasi. Editing ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas foto tanpa mengubah elemen inti dari gambar tersebut.
b. Memanfaatkan Media Sosial untuk Menyebarkan Berita
Banyak fotografer jurnalistik kini menggunakan media sosial untuk menyebarkan hasil karya mereka. Memiliki keterampilan dalam mengelola akun media sosial dapat membantu fotografer memperluas jangkauan audiens dan membangun portofolio yang kuat.
7. Menjaga Keberlanjutan dan Kesehatan Mental
Fotografi jurnalistik sering kali merupakan pekerjaan yang menuntut baik secara fisik maupun mental. Fotografer yang bekerja di lapangan dalam waktu lama perlu menjaga kesehatan fisik dan mental mereka agar dapat terus berkarya.
a. Kesehatan Fisik
Pekerjaan di lapangan sering kali mengharuskan fotografer untuk berada dalam kondisi fisik yang baik. Mereka perlu menjaga stamina agar bisa bekerja dalam jangka waktu yang lama di lingkungan yang menantang.
b. Kesehatan Mental
Meliput peristiwa-peristiwa emosional seperti konflik, bencana alam, atau kejadian kriminal dapat memengaruhi kesehatan mental. Fotografer jurnalistik harus belajar mengenali batasan diri dan mencari dukungan jika merasa kewalahan.